HADITS TARBAWI
1. HADITS NIAT (IKHLAS)
A. Arbain
Linawawi (AL : 01)
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ
أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى
مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ ) رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن
المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري
في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة(
Artinya :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob
radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang
dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah
dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa
yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin
dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al
Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin
Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab
yang paling shahih yang pernah dikarang).
2.
HADITS HALAL, HARAM, DAN SUBHAT
A. Hadits Halal, Haram, Dan Shubhat ( AL: 06 )
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ
وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ،
فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ،
وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ
حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ
مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي
الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ )رواه
البخاري ومسلم(
Artinya :
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir
radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas.
Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang
tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat
berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang
terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang
diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya
disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan
memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah
adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal
daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka
buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (Riwayat Bukhori
dan Muslim)
B. AN : 11
3. HADITS TENTANG
PERGAULAN
A. Pergaulan Dengan Ipar ( BM 735 )
إِياَكُم والخلوة بالنساء والذى
نفسى بيده ما خلارجل بامرأة إلادخل الشيطان بينهما ولأن يـَزْ حَمَ رجلا خنـزير متلطخ بطين أوحمأ ( طين أسودمنتن ) خيرله
من أن يـزحم منكبه منكب امر أةلاتحل له.
Artinya : Awaslah
kamu daripada kesendirian dengan wanita, demi Allah dan jiwaku di tangan-Nya,
tiada seorang laki yang bersendirian(bersembunyian) dengan wanita melainkan
melainkan dimasuki oleh syetan antara keduanya. Dan orang yang berdesakan
dengan babi yang berlumuran Lumpur yang basi lebih baik dari pada bersentuhan
bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.
B. Macam-macam Zina Bagi Anggota Tubuh (LM 1403 )
حَدِيْثُ
عُقْبَةْ بِنْ عَامِرْ, أَنَّ رَسُوْ لُ اللهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ
: اِياَّكُمْ وَالدُّخُوْلَ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلَ مِنَ اْلأَنْصَارِ
يَارَسُوْلَ اللهِ ! أَفَرَأَيْتَ الَحَمْوُ ؟ قاَلَ : الَحَمَوَ الْمَوْتَ.
(رواه بخار ومسلم )
Artinya : Uqbah
bin Amir r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda : Awaslah kalian masuk
pada wanita yang bukan mahram. Tiba-tiba seorang anshar bertanya : Ya
Rasulullah bagaimana jika ipar ( Ahamwu )? Jawab Nabi Saw : Alhamwu berarti
almaut. ( Bukhari, Muslim ).
Ipar itu Alhamwu,
tetapi Rasulullah Saw, Alhamwu dalam arti yang berarti mati, artinya
bahayanya sangat besar, bisa membawa bahaya yang membawa maut.
C. LM 1701
Abu Hurairah r.a berkata : Nabi Saw bersabda :
كِتَبَ عَلَى ابْنُ اَدَمَ
نُصِيْبَهُ مِنَ الزِّنَايدرك ذلك لامحالة فالعينان زناهماالنظر والأذنان
زَنَاهُمَاالإِسْتِمَاعَ وَاللسَانِ زِنَاهُ الكلام واليَدْزِنَاهَاالبطش والرجل
زناهاالخطاوالقلب يهوى ذَلِكَ وَيَتَمَنىِ ويصدق ذلك الفرج أويكذبه. (رواه بخار
ومسلم )
وفى روابة مسلم :
واليدان تزنيان فزنا هماالبطش والرجلان تزنيان فزنا هماالمشى والفم يزنى فزناه
التقبيل.
Artinya : Telah
dicatat pada anak Adam baginya dari zina. Maka mata zinanya melihat, dan
zina telinga ialah mendengarkan, dan zina lidah adalah berkata-kata dan zina
tangan ialah menyentuh, dan zina kaki ialah berjalan, dan hati menginginkan dan
berharap-harap, kemudian kemaluan yang akan melaksanakan atau mengurungkan (
Bukhari, Muslim )
Dalam riwayat
Muslim kedua tangan berzinanya dengan menyentuh, dan kedua kaki zinanya
berjalan, dan mulut zinanya mencium.
4. PERKAWINAN
A. Nikah Sunnah Nabi ( LM 885 )
حَدِيْثُ أَنَسْ
بْنِ مَالِكْ رَضِى اللهُ عَنْهُ قَالَ : جَاء ثَلاَثَةُرَهْطٍ إِلَى بُيُوْتِ
اَزْوَاجِ النَّبِى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. يَسْأَلُوْنَ عَنْ عِبَادَةِ
النَّبِى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, فَلَمْاأَخْبِرُ وَاكَأَنَّهُمَ
تقَاَلَّوهَا,فَقَالُوْا : وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِىِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَدْغُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَاتَأخَّرَ : قَالَ
أَحَدَهُمْ, أَماَأَنَاَ فَإِنِّى أَصْلِى الْلَيْل أبْدَا : وَقَالَ اَخر : أنَا
أَصُوْمُ الدَّهْرَ وَلاَ أفْطِرُ وَقَالَ : اَخْرٌ أَنَاأَعْتَزِلُ النِّسَاءَ
فَلاَ أتَزَوَّجُ أَبَدًا.
فَجَاءَرَسُوْلُ اللهِ صلى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا :
أَمَّاوَاللهِ إِِنِّى َلأَخْشَاكُمْ للهِ وَأَتْقَاكُمْ َلهُ, لَكِنَّ أَصُوْمُ
وَ أَفْطِرُ, وَأَصْلِ وَأَرْقُدُ,وَأتَرَوَّجُّ النَّسَاءَ فَمَنْ رَعِبَ عَنْ
سُنَّتِ فَلَيْسَ ِمنِّى. (رواه بخار ومسلم )
Artinya : Annas bin Malik r.a berkata : datang tiga
orang ke rumah isteri Nabi Saw untuk menanyakan ibadat Nabi Saw kemudian
sesudah diberi tahu mereka anggap sedikit, tetapi mereka lalu berkata :
Dan di manakah kami jika disbanding dengan Nabi Saw yang telah diampuni semua
dosanya yang lalu dan dosanya yang akan datang. Lalu yang satu berkata : Saya
akan bangun semalam suntuk untuk sholat untuk selamanya. Yang kedua berkata :
Aku akan puasa selama hidup dan tidak akan berhenti. Ketiga berkata : Aku akan
menjauhi wanita dan tidak akan kawin selamanya.
Kemudian datang Nabi Saw dan
bertanya kepada mereka : Kalian telah berkata begini, begitu ; Ingatlah demi
Allah akulah yang lebih takut kepada Alah daripada kalian, dan lebih takwa
kepada Allah, tetapi aku puasa dan berbuka ( tidak puasa ), sholat malam dan
tidur, dan kawin dengan wanita, maka siapa yang tidak suka dengan sunahku,
bukan dari umatku. ( Bukhari, Muslim ).
B. Anjuran untuk menikah ( LM 884 )
حَدِيْثُ عَبْدُ اللهِ بْنِ
مَسْعُوْدِ عَنْ عَلْقَمَةَ, قَالَ كُنْتُ مَعَ عَبْدِ اللهِ فَلَقِيَهُ عُثْمَانُ
بِمِنَ, فَقَالَ : يَااَباَعَبْدِالرَّحْمَنِ : إِنِّ لِى إِلَيْكَ حَاجَةً,
فَخَلَيَا. فَقَالَ عُثْمَانِ : هَلْ لَكَ يَااَبَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ فِى أَنْ
تُزُ وَزَكَ بِكْرًا تُذَ كَّرُكَ مَاكُنْتَتَعْهَدُ ؟ فَلَمَّارَأَى عَبْدُ اللهِ
أَنْ لَيْسَ لَهُ حَاجَةٌ إِلَى هَذَا, أَشَرِ إَلَى, فَقَالَ: يَاعَلْقَمَهُ!
فَنْتَهَيْتُ إِلَيْهِ وَهْوَ يَقُوْلُ : أَمَا لْئِنْ قُلْتَ ذَلِكَ لَقَدْ قَالَ
لناالنبى صلى الله عليه وسلم يَامَعْشَرَ الشَّبَابِ ! مَنِ السْتَطَاعَ مِنْكُمُ
الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ, وَمَنْ لََمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ باِلصَّوْمِ
فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. (رواه بخار ومسلم )
Artinya : Alqamah
berkata ; Ketika aku bersabda Abdullah bin Mas’ud di Mina tiba-tiba bertemu
dengan Usman, lalu dipanggil : Ya Aba Abdirrahman, saya ada hajat padamu, lalu
berbisik keduanya : Usman berkata : Ya Aba Abdirrahman, sukakah anda saya
kawinkan dengan gadis untuk mengingatkan kembali masa mudamu dahulu. Karena
Abdullah bin Mas’ud tidak berhajat kawin maka menunjuk kepadaku dan dipanggil :
Ya Alqamah, maka aku datang kepadanya, sedang ia berkata : jika anda dikatakan
begitu maka Rasulullah Saw bersabda kepada kami : Hai para pemuda siapa yang
sanggup ( dapat ) memikul beban perkawinan maka hendaklah kawin, dan siapa yang
tidak sanggup maka hendaknya
berpuasa (
Menahan diri ) maka itu untuk menahan syahwat dari
dosa
( Bukhari, Muslim ).
C.
Larangan Nikah Mut’ah ( LM 889 )
حَدِيْثُ عَلَى ابْنِ أَبِى طَالِب
رَضِى اللهُ عَنْهُ, أَنَّ رَسُو لُ اللهِ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, نَهَى
عَنْ مُتْعَةَ النَّسَاءَيَوْمَ خَيْبَرَ وَعَنْ أُكْلِ الْحُمُرِ اْلأِنْسِيَةِ.
(رواه بخار ومسلم )
Artinya : Ali
bin Abi Thalib r.a berkata : Rasulullah Saw telah melarang nikah mut’ah ( kawin
untuk sementara waktu ) pada waktu perang Khaibar, dan juga melarang makan
daging himar peliharaan. ( Bukhari Muslim )
D. Membayar Mahar ( LM 889 )
حَدِيْثُ سَهْل بن سَعِدِ
السَاعِدِى. أَنَ امْرَ أَةَجَاءَتْ َرسُوْلَ اللهِ صَلى الله عَلَيْه وَسَلَّمَ,
فَقَالَتْ : يَارَسُوْلُ اللهِ ! جِئْتُ لأَهَبَ لَكَ نَفْسِى. فَنَظَرَ إِلَيْهَا
رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم, فَصَعَّدَ النَّظَرَ إِلَيْهِ ا وَصَوَبَهُ,
ثُمَّ طَأَطَأرَأَسَهُ : فَلَمَّارَأَتِ الْمَرْأَتُ أَنََّهُ لَمْ يَقْدِ فِيْهَا
شَيْئًا جَلَسَتْ. فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ أَصْجَابِهِ : فَقَالَ : يَارَسُوْلُ اللهِ
! إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكَ بِـهَاحَاجَةٌفَزَ وِجْنِهَا. فَقَالَ :
(هَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَىْءٍ؟) فَقَالَ : (لاَ,وَاللهِ يَارَسُوْلَ اللهِ. قَالَ :
اِذْهَبْ إِلىَ أَحْْلِكَ فَانْظُرْ هَلْ تَجِدُشَيْئًا) فَذَ هَبَ ثُمَّ رَجَعَ.
فَقَالَ : لاَ,وَالله يَارَسُوْلَ اللهِ, مَاوَجَدْتُ شَيْئًا. قَالَ :(اَنْظُرْ
وَلَوْخَاتَمَامِنْ حَدِيْدِ) فَذَهَبَ ثُمَّ رَجِعً. فَقَالَ : لاَ,وَاللهُ
يَارَسُولَ اللهِ, وَلاَخَاتَمَامِنَ حَدِيْدٍ, وَلَكِنْ هَذَا إَزَاَرِى (قَالَ
سَهْلٌ مَالَهُ رِدَاءٌ) فَلَهَا نِصْفُهُ. فَقَالَ رَسُوْ لُ اللهِ صَلَّى اللهِ
عَلَيْهِ وَسَلّّمَ : (مَاتَْصَنعُ بِإِزَارَكَ؟ إِنْ لَبِسْتَهُ لَمْ يَكُنْ
عَلَيْهَا مِنْهُ شَىْءٍ, وَإِنْ لَبِسَتْهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ شَىْءٍ) فَجَلَسَ
الَّرجُلُ حَتَّى طَالَ مَْجِلسُهُ. ثُمَّ قَامَ, فَرَاَهُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُوَلَّيًا فَأَمَرَ بِهِ فَذُ عِىَ, فَلَمَّا جَاءَ,
قَالَ : (( مَاذَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْ اَنِ ؟)) قَالَ : مَعِىَ سُوْرَةُ كَذَا
وَسُوْرَةُ كَذَا وَسُوْرَةُ كَذَا عَدَّهَا, قَالَ : ((أَتَقْرَؤُهُنَّ عَنْ
ظَهْرِ قَلْبِكَ؟)) قَالَ : نَعَمْ ! قَالَ : (( اِذْهَبْ فَقَدْ مَلَّكْتَكَهَا
بِمَا مَعَكَ مِنَ اْلقُرْاَنِ. ( رواه بحار ومسلم ).
Artinya : Sahl bin Sa’ad
Assaidi r.a berkata : Seorang wanita datang kepada Nabi Saw dan berkata : Aku
datang untuk menyerahkan diriku kepadamu. Maka Nabi Saw melihat wanita itu
sepuasnya kemudian menundukkan kepalanya. Kemudian wanita itu merasa bahwa Nabi
Saw tidak berhajat kepadanya, maka ia duduk dan kemudian seorang sahabat
berdiri dan berkata : Ya Rasulullah jika engkau tidak berhajat kepadanya maka
kawinkanlah kepadaku. Nabi Saw Tanya kepadanya : Apakah anda mempunyai apa-apa
? Jawabnya : Tidak, demi Allah ya Rasulullah Nabi Saw bersabda kepadanya:
Pulanglah kerumahmu cari apa-apa ( yakni untuk mahar) ia kembali dari
rumahnya dan berkata : Demi Allah tidak ada apa-apa ya Rasulullah, Nabi Saw
bersabda : carilah meskipun cincin besi. Maka pulanglah ia dan kembali berkata
: demi Allah tidak ada Rasulullah meskipun cincin besi, tetapi saya mempunyai
ini sarung, separuh untuknya. Nabi Saw bertanya : apakah yang akan anda lakukan
terhadap kain itu, jika anda memakai dia tidak dapat memakai, jika ia yang
memakai andapun tidak memakai apa-apa. Maka lama juga orang itu duduk, lalu
bangun, dan ketika dilihat oleh Nabi Saw dia aka pergi dipanggil kembali dan
ditanya : Apa yang anda hafal dari Al-Qur’an ? Jawabnya : Aku hafal surah ini dan itu.
Beberapa surat yang disebutnya. Ditanya
oleh Nabi Saw : Apakah anda benar-benar hafal ? Jawabnya : ya.
Lalu Nabi Saw bersabda : Bawalah wanita itu maka aku akan mengawinkan anda
dengan mahar apa yang ada hafal dari Al-Qur’an itu. (Bukhari, Muslim ) di lain riwayat : Maka ajarkanlah kepada nya
apa yang anda ketahui dari Al’Qur’an itu.
E. Kriteria Calon Isteri (BM 997 )
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِى
اللهُ تَعالى عنه عن النبى صلى الله عليه وسلم قال : تنكح المر أةلأربع : لمالـها,
ولحسبها, ولجمالـها ولدينها, فاظفر بذات الدين تربت يداك. منفق عليه مع بقية
السبعة.
Artinya : Abu Hurairah r.a dari Nabi Saw beliau
bersabda
:
“Perempuan dikawin karena empat perkara; karena hartanya, karena
kedudukannya, karena kecantikannya dan karena agamanya; Hendaklah engkau
memilih yang beragama, pasti engkau
bahagia”,
( Mutaffaq ‘alaih dengan penghabisan Imam yang tujuh )
5. TRADISI
A. Larangan
Mengikuti Tradisi Orang-orang Kafir ( LM 1708 )
حَدِيْثُ أبى سَعِيْدِ
الْخُدْرِيْ. عَنِ النبى صلى الله عليه وسلم, قَالَ : (( لَتَتْبَعُنَ سُنَنَ مَنْ
كَانَ قَبْلَكُمْ, شِبْرًا بِشِبْرِ, وَذِاعًا بِزِرَعِ. حَتىَّ لَوْدَخَلُوْا
جُحْرَضَبَّ تَبِعْتُمُوْ هُمْ)) قلنا يارسول الله ! اليهود والنصاراى؟ قال: ((
فمن ))
Artinya : Abi
Sai al Khudri r.a berkata : Nabi Saw bersabda : Kalian pasti akan mengikuti
jejak orang-orang yang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal sehasta demi
sehasta, sehingga bila mereka dulu masuk kedalam lubang biawak pasti kalian
mengikutinya. Kami bertanya : Ya Rasulullah, apakah orang Yahudi dan Nashara ?
Jawab Nabi Saw : Siapa lagi selain mereka? ( Bukhari, Muslim).
6.
HADITS TENTANG PENDIDIKAN ANAK
A. Terhadap Anak yang baru Lahir ( LM 1702, 1387 dan
1388 )
LM 1702
Bab
: Tiap Bayi dilahirkan fitrah
حَدِيْثُ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِى
اللهُ عنه, قال النبى صلى الله عليه وسلم قال : مَامِنْ مَوْلِدٍِ إِلا يَوْلَدُ
عَلَى اْلِفطْرَةٍ. فَأَبْوَاهُ يُهَوَّدَانِهِ أَوْيُمَجَّسَانِهِ. كَمَاتَنْتَجُ
البهمة جمعاء. هل تحسون فيهامن جدعاء؟)) ثم يقول أبو هريرة رضى الله عنه : فطرة
الله التي فطر الناس عليها لاتبد يل لخلق الله, ذلك الدين القيم.
Artinya : Abu Hurairah r.a berkata : Nabi Saw
bersabda : tiada bayi yang dilahirkan melainkan lahir diatas fitrah, maka ayah
bundanya mendidiknya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi sebagai lahirnya
binatang yang lengkap sempurna. Apakah anda binatang yang lahir terputus
telinganya? Kemudian Abu Hurairah r.a membaca : Fitratallahi allati fatharan
naasa alaiha, la tabdila likhalqillahi ( Fitrah yang
diciptakan Allah kepada semua manusia, tiada perubahan terhadap apa yang
diciptakan oleh Allah. Itulah agama yang lurus. (Bukhari, Muslim ).
Lulu’ Wal Marjan 1387
حَدِيْثُ أَبِى مُوسى رضى الله
عنه, قال : ولد لي غلام, غأتيت به النبى صلى الله عليه وسلم, فسماه إبْرَاهيم,
فحنكه بتمرة ودعاله بالبركة ودفعه إلي . وكان أكبر ولد أبي موسى. (رواه
بحار ومسلم ).
Artinya : Abu Musa r.a berkata aku mendapat putra
maka aku bawa kepada Nabi Saw maka dinamakan Ibrahim, kemudian ditahnikkannya
dengan kurma dan didoakan berkat, lalu diserahkan kembali kepadaku, dan itu
putraku yang terbesar ( tertua ). Bukhari, Muslim.
LM 1388
حَدِيْثُ أسماء رضى الله عنها, أنه حملت
بعبد الله بن الزبير. قالت : فخر جت وأنامتم فأتيت المدينة, فنز لت بقباء. ثم اتيت
به النبى صلى الله عليه وسلم, فوضعته في حجره. ثم دعابتمرة فمضغها, ثم تفل
في فيه. فكن أل شيء دخل جوفه ريق رسول الله صلى الله
عليه وسلم. ثم حنكه بتمرة, ثم دعاله وبرك عليه ؟ وكان أول مولود ولد في الإسلام. (
رواه بحار ومسلم ).
Artinya : Asma’
r.a ketika mengandung Abdullah bin Az-Zubair, berkata : Aku keluar ke Madinah
diwaktu hamil tua, sehingga sampai di Quba aku melahirkan, kemudian aku bawa
putraku kepada Nabi Saw dan diletakkan di pangkuan Nabi Saw lalu minta Kurma
dan dikunyah kemudian ditahnikkah ( diusapkan ) dalam mulut bayiku itu, dan itulah
pertama masuknya kedalam perut anak itu, yaitu Ludah Rasulullah Saw kemudian
didoakan berkat, dan itu pula pertama bayi dilahirkan dalam Islam. ( Bukhari, Muslim )
7.
DAKWAH DAN PENGAJARAN
A. LM 1690
B. LM 1237, 1243
C. LM 1653
D. AN 45
8.
HADITS TENTANG JIHAD FI SABILILLAH
A. Arti Jihad Fi Sabilillah LM 1242
B. Keutamaan Jihad (LM1237 )
Bab : Fadhillah Jihad dan berjaga-jaga di Garis depan )
حَدِيْثُ أَبِى
سَعِيْد الخدري رضى الله عنه, قال : قِيْلَ يَارَسُوْلَ الله! أَيُّ النَّاس
أفْضل؟ فَقَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم (( مؤمن يجاهدفي سبيل الله بنفسه
وماله )) قالوا : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ :(( مؤمن في شعلب من العلب يتقي الله ويدع
الناس من شره )).( رواه بحار ومسلم )
Artinya : Abu Said al-Khudri. r.a. berkata :
Rasulullah Saw ditanya: Siapakah yang utama ( afdhal ) ? Jawab Nabi Saw :
Seorang mukmin yang berjuang fi sabilillah dengan jiwa dan hartanya. Mereka
bertanya : Kemudian siapakah? Jawab Nabi Saw : Seorang Mukmin tinggal di suatu
lembah untuk bertakwa pada Allah dan menjauhi orang-orang dari kejahatannya. (
Bukhari, Muslim ).
C. Meninggikan Kalimatullah ( LM 1243 )
Bab : Siapa yang perang untuk menegakkan
Kalimatullah
( Agama Allah ) maka itulah yang bernama fi sabilillah.
حَدِيْثُ أبِى موسى رصى الله عنه,
قال : جاء رجل إلى النبى صلى الله عليه وسلم, فقال : الرجل يقاتل للمغنم, والر جل
يقاتل للذكر, والر جل يقاتل ليرى مكانه, فمن في سبيل الله ؟ قال : " من
قاتل لتكون كلمة الله هي العبيا فهو في سبيل الله ".(رواه بحار ومسلم ).
Artinya : Abu
Musa r.a berkata : Seorang datang bertanya kepada Nabi Saw : Seorang berperang
untuk mendapat ghanimah, dan ada yang berperang untuk nama, dan ada orang yang
berperang supaya dikenal kedudukannya, yang manakah yang disebut fi sabilillah
? jawab Nabi Saw : Siapa yang berperang untuk menegakkan kalimatullah ( agama
Allah ) maka itu fi Sabilillah. (Bukhari, Muslim).
C. Berbakti Kepada Kedua Orangtua adalah Macam dari
Jihad
(
LM 1653 )
حَدِيْثُ عَبْدُ
الله بْن عُمَرَ ورضى الله عنهما, قال : جاء رجل إلى النبى صلى الله عليه وسلم,
فاستأ ذنه في الجهادفقال : " أحي والد اك ؟ " قال : نعم. قال : ( ففيهما
فجاهد )
( رواه بحار ومسلم ).
Artinya : Abdullah
bin Amr r.a berkata : Seorang datang kepada Nabi Saw minta izin untuk
berjihad, maka ditanya oleh Nabi Saw : Apakah kedua ayah bundamu masih hidup ?
Jawabnya : ya. Sabda Nabi Saw : Didalam melayani keduanya itulah anda berjihad.
( Bukhari, Muslim ).
D. AN : 45
9.
HADITS TENTANG PIMPINAN DAN JABATAN
A. ( LM 499)
B. (LM 1200 )
C. (LM 1197, 1198 )
D. (LM 1205, 1206 )
E. (BM 1422)
َوَعَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم يَقُولُ: ( يُدْعَى بِالْقَاضِي اَلْعَادِلِ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ,
فَيَلْقَى مِنْ شِدَّةِ اَلْحِسَابِ مَا يَتَمَنَّى أَنَّهُ لَمْ يَقْضِ بَيْنَ
اِثْنَيْنِ فِي عُمْرِهِ ) رَوَاهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَأَخْرَجَهُ
اَلْبَيْهَقِيُّ, وَلَفْظُهُ ( فِي تَمْرَةٍ )
|
Artinya :
Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Hakim yang adil akan dipanggil pada hari kiamat, lalu ia
mendapat perhitungan yang melelahkan sehingga ia berkeinginan, alangkah baiknya
jika seumur hidupnya ia tidak pernah memutuskan hukum antara dua orang."
Riwayat Ibnu Hibban. Baihaqi juga meriwayatkan dengan tambahan: "Dalam
masalah sebiji kurma."
10.
HADITS TENTANG HADIAH DAN SUAP
A. LM 1202
B. LM 1424
C. RS 180
11.
HADITS TENTANG KEPEDULIAN SOSIAL
A. Fadhilah menyingkirkan gangguan dari tengah jalan
حَدِيْثُ أَبِي
هُرَيْرَةَ, أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
بَيْنَمَارَجُلٌ يَمْشِ بِطَرِيْقِ, وَجَدَ غُصْنَ شَوْكِ عَلِى الْطَرِيْقِ,
فَاَخَّرَهُ, فَشَكرَاللهُ نَهُ, فَغَفَرَلَهُ.
Artinya :
Abu Hurairah r.a,
ia berkata : " Rasulullah Saw bersabda : ketika seseorang berjalan
di suatu jalan ( tiba-tiba melihat dahan berduri ditengah jalan, maka segera ia
singkirkan, maka Allah memuji perbutannya dan mengampunkan baginya (dosanya). (
Bukhari Muslim )
B. Larangan menyiksa
kucing dan binatang lain yang tidak mengganggu.
حَدِيْثُ عَبْدالله بْنِ عُمْرَ
رَضِى اللهُ عَنْهُمْ, أَنَّ رَسُو ل اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
: عَذَّبَتٍ اَمْرَاَةٌ فِى هِرَةِ, سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَث, فَدَخَلَثَ,
فِيْهَاالنَّارَ لاَهِىَ اَطْعَمَتْهَا, وَلاَسَقَتْهَا. وَلاَ هِىَ تَرَقَتْهَا
تَأْكُلُ مِنْ خَشَاسِ اْلأَرْضِ.
Artinya
:
Abdullah bin Umar r.a
berkata : Rasulullah Saw bersabda,seorang wanita telah disiksa disebabkan
kucing di kurung hingga mati, sehingga ia masuk kedalam neraka, sebab tidak
diberi makan minum ketika dikurung, juga tidak dilepas untuk mencari makanan
dari binatang bumi yang menjadi makanannya ( Bukhari Muslim ).
C. Memberi makan
minum kepada binatang
حَدِيْثُ عَبْدالله بْنِ عُمْرَ
رَضِى اللهُ عَنْهُم. أَنَّ رَسُو ل اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
: يَبْنَ رَجُلٌ يَمْشِ فَاشْتَدَ عَلَيْهِ العَطَشُ, فَنَزَلَ بِئْرَا, فَشَرِبَ
مِنْهَاشُمَّ خَرَجَ, فَإِذَا هُوَ بِكَلْبِ يَلْهَتُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ
الْعَطَشِ, فَقاَلََ : لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِشْلُ الَّذِى بَلَغَ بِى. فَمَلاَ
خُفَّهُ, قَالُوْا : يَارَسُوْلُ الله ا وَإِنَّ لَنَافِى الْبَه ثُمَّ أَجْرِ؟ز
قَالَ : فِى كُلِّ كَبَدِرَطْبَةِ أَجْرُ.
Artinya :
Abu Hurairah r.a berkata :
Rasulullah Saw bersabda : Ketika ada seorang berjalan, ia merasa sangat haus,
lalu ia turun ke sebuah perigi (sumur ) untuk minum, kemudian sesudah ia keluar
dari sumur tiba – tiba ada anjing menjilat-jilat tanah karena sangat haus, maka
ia berkata : Binatang ini telah merasa haus sebagaimana yang kurasa, lalu ia
turun kembali kedalam sumur, dan mengisi sepatunya dengan air lalu digigitnya
dengan mulutnya dan dibawanya naik ke atas sumur, lalu diberi minum pada anjing
itu, maka Allah memuji perbuatannya itu dan mengampunkan baginya. Sahabat
berkata : Ya Rasulullah apakah ada pahala untuk kami dalam menolong dan
memberi apa-apa pada binatang ? Jawab Nabi Saw : menolong setiap jiwa yang
hidup itu ada pahalanya. ( Bukhari Muslim ) Yakni bagi siapa yang suka menolong
dengan memberi makan atau minum.
D.
Hadits Nomor 1448. Memberi makan minum kepada binatang
حَدِيْثُ
عَبْدالله بْنِ عُمْرَ رَضِى اللهُ عَنْهُم. أَنَّ رَسُو ل اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَنْمَا كَلَبٌ يُطِيْفُ بِرَكِيَّةِ
كَادَ يَقْتَلُهُ الْعَطَشْ, إِذْ رَاَتْهُ بَغِىٌ مِنَ بَغَا يَابَنِى إِسْرَا
ئِيْلَ, فَنَزَ عَتْ مُو قَهَا, فِسَقَتْه, فَغَفِرَ لَهَابِهِ.
Artinya :
Abu Hurairah ra
berkata : " Rasulullah Saw bersabda : ketika ada anjing berputar-putar di
atas sumur, hampir mati kehausan, kemudian dilihat oleh seorang wanita pelacur
dari Bani Israil, maka ia segera membuka sepatunya lalu digunakannya
menimba air sumur itu lalu diminumkannya pada anjing itu, maka Allah
mengampunka baginya. ( Bukhari Muslim )
12. HADITS TENTANG PENTINGNYA SIFAT MALU
A. Anjuran Memiliki
Sifat Malu (AL : 20)
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو
الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ
النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ )رواه
البخاري (
Artinya :
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry
radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda
: Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi
terdahulu adalah : Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka
(Riwayat Bukhori)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan
tidak terhapus ajarannya.
2. Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan
harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
3. Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara
kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa
yang sedikit rasa malunya semakin sedikit kebaikannya.
4. Rasa malu merupakan prilaku dan
dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya
memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Tidak ada rasa malu dalam
mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan kebenaran . Allah ta’ala
berfirman : “ Dan Allah tidak malu dari kebenaran “ (33 : 53).
6. Diantara manfaat rasa malu
adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan Wafa’ (menepati
janji)
13.
HADITS TENTANG SYARAT DITERIMANYA DO’A
A. Makanlah dari Rezeki yang halal ( AL : 10)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ
لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ
بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا
مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً - وَقاَلَ تَعَالَى : , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكُمْ - ثُمَّ
ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ .)رواه
مسلم(
Artinya :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu
dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya
Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan
firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang
baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau
menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan
berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku,
Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan
kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya)
bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).
Pelajaran :
1. Dalam hadits diatas terdapat
pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.
2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali
sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa
yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram
akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
5. Orang yang maksiat tidak termasuk
mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.
6. Makan barang haram dapat merusak
amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.
7. Anjuran untuk berinfaq dari barang
yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
8. Seorang hamba akan diberi ganjaran
jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk
ta’at kepada Allah.
9. Doa orang yang sedang safar dan yang
hatinya sangat mengharap akan terkabul.
10.
Dalam hadits
terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh,
kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan
berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat
dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.
14.
HADITS TENTANG AKHLAK YANG MULIA
A. Meninggalkan yang tidak bermanfaat ( AL 12)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا
لاَ يَعْنِيْهِ ) حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا(
Artinya :
Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang,
dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya .(Hadits Hasan riwayat
Turmuzi dan lainnya)
Pelajaran:
1. Termasuk sifat-sifat orang muslim adalah dia menyibukkan
dirinya dengan perkara-perkara yang mulia serta menjauhkan perkara yang hina
dan rendah.
2. Pendidikan bagi diri dan
perawatannya dengan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat didalamnya.
3. Menyibukkkan diri dengan sesuatu
yang tidak bermanfaat adalah kesia-siaan dan merupakan pertanda kelemahan iman.
4. Anjuran untuk memanfaatkan waktu
dengan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada diri sendiri bagi dunia maupun
akhirat.
5. Ikut campur terhadap sesuatu yang
bukan urusannya dapat mengakibatkan kepada perpecahan dan pertikaian diantara
manusia.
15. HADITS TENTANG TATA CARA BERPAKAIAN DAN MEMAKAI PERHIASAN
A. Pakaian yang menyeret tanah ( LM 1349)
Bab : Menurunkan kain karena sombong
حديث ابن عمر رضى الله عنه. أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : لاَيَنْظُرُ اللهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْيَهُ
خُيَلاَءُ. (رواه بخار ومسلم )
Artinya : Ibnu
Umar r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda : Allah tidak melihat dengan rahmatnya
pada orang yang menurunkan kainnya dibawah mata kaki karena sombong ( Bukhari, Muslim ).
B. Cara memakai Pakaian ( Riyadus Shalihin 721 )
عَنْ أَبِى سَعِيْدِ الْخُدْرِىْ
رَضِىَّ اللهُ عَنْهُ قَالَ كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ
اِذَا اسْتَجَدَّ ثَوْبًا سَمّاَهُ بِاِسْمِهِ عِمَامَةً اَوْ رِدَاءً, يَقُوْلُ :
اللَّهُمَ لَكَ الْحْمْدُ اَنْتَ كَسَوْ تَنْيِهِ اسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَا
صُنِعَ لَهُ وَاعَوْ ذُبِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ.
Artinya : Dari
Abu Said Al-Khudri r.a berkata : “ Adalah Rasulullah Saw bila mengenakan
pakaian baru, beliau menyebut namanya berupa sorban, gamis/ selendang, lalu
membaca : Ya Allah ! Bagimu Pujaan, engkaulah yang memberikan pakaian kepadaku.
Aku mohon kepadamu kebaikannya dan kebaikan apa yang ia ciptakan untuknya. (
sehingga aku dalam memakai pakaian ini tidak untuk bangga – banggaan akan
tetapi untuk memperlihatkan nikmat Allah yang diberikan kepadaku). Dan aku
berlindung kepadamu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang ia buat untuknya (
sehingga aku bias memakainya bukan untuk kemaksiatan).”
C. Larangan Memakai Cincin Emas untuk laki-laki (
LM 1353 dan 1357(
- Lu’lu Wal Marjan 1353
حَدِيْثُ ابن عُمَر رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا. أَنَّ رَسُو لُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلم :
اَصْطَتَنَعَ خَاتَمَا مِنْ ذَهَبِ, وَكَانَ يَلْبَسُهُ, فَيَجْعَلُ فَصَهُ
فِى بَاطِنِ كَفَّهِ. فََصَنَعَ النَّاسَ. ثُـمَّ إِنَّهُ جَلَسَ عَلَى الِمنْبِرَ
فَنَـزَ عَهُ, فَقَالَ : إِنِّى كُنْتُ أَلْبَسُ هَذَا الْبَحَاتَمَ وَأَجْعَلُ
فَصَهُ مِنْ دَاخِلِ فَرَ مَى بِهِ ثُمَّ قَالَ : وَاللهُ الاَ اَلْبَسُهُ
أَبَدًا. فَنَبَذَ النَّاسُ خَوَا تِيْمَهُمْ. (رواه بخار ومسلم )
Artinya : Ibnu
Umar r.a berkata : Rasulullah Saw membuat cincin emas, ketika memakainya beliau
meletakkan matanya dibagian dalam telapak tangan , maka orang-orang yang
membuat cincin itu, dan ketika Nabi Saw duduk diatas mimbar tiba-tiba ia
mencabut cincinya sambil bersabda : Sungguh aku telah memakai cincin ini dan
meletakkan matanya didalam perut telapak tangan, kemudian melemparkan (
membuang ) cincin itu dan bersabda : Demi Allah aku tidak akan memakainya lagi
untuk selamanya. Maka orang-orang juga membuang cincin mereka. ( Bukhari,
Muslim )
- Lu’lu Wal Marjan 1357
حَدِيْثُ أَنَسْ بن ماَلِكْ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ. أَنَّهُ رَأَى فِى يَدِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ. خَاتَمَا مِنْ وَرِقٍ, يَوْمَا وَاحِدًا. ثُمَّ إِنَّ النَّاسَ
اصُطْنَعُوْا الَحَوْاتِيْمَ مِنْ وَرِقٍ وَلَبِسُوْهَا. فَطَرَحَ رَسُوْلُ اللِه
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاتَمَهُ, فَطَرَحَ النَّاسُ خَوَا تِيْمَهُمْ.
(رواه بخار ومسلم )
Artinya : Annas
bin Malik r.a melihat di jari Nabi Saw ada cincin perak pada suatu hari,
kemudian orang-orang membuat cincin dari perak dan memakainya kemudian nabi
meletakkan cincinnya kemudian orang-orang pun melepas cincin mereka. (
Bukhari, Muslim )
D.
Larangan Bertato ( LM 1377 )
حَدِيْثُ عَبْد الله بن مَسْعُود.
قَالَ لَعْنَ الله الواشمات, والموتشمات, والمتنمصات, والمتفلجات للحسن, المغيرات
خلق الله. فبلغ ذلك امراة من بنى أسد, يقال لـهاأم يعقوب. فجاءت, فقالت : إته
بلغنى أنك لعنت كيت وكيت. فقال : ومالى لاألعن من لعن رسول الله صلى الله عليه
وسلم. ومن هو فى كتاب الله؟ فقالت لقد قر أت مابين اللوحين فماوجدت فيه ماتقول.
فقال : لئن كنت قر أتيه لقد وجد تيه. اما قر أت وما اتاكم الرسول فخذوه. وما
نـهاكم عنه. فانتهوا ؟ قَالَتْ, بلى. قَالَ : فَإِنَّهُ قَدْنَهِى عَنْهُ. قَالَتْ
: فَإِنِّى أَرِي أهلك يفعلونه. قال : فاذهبى, فانضرى. فذهبت فنظرت, فلم ترمن
حاجتها شيئا. فَقَالَ : لَوْ كَنَتْ كَذَا لِكَ ماَجَمَعَتَنَا. (رواه بخار ومسلم
)
Artinya : Abdullah
bin Mas’ud berkata : Allah telah mengutuk wanita yang membuat tahi lalat palsu
dan minta dibuatkan, dan mencukur rambut wajahnya dan yang mengikir giginya (
pangur ) untuk kecantikan yang mengubah buatan Allah keterangan ini telah
didengar oleh wanita keturunan Bani Asad bernama Ummu Ya’kub, maka ia segera
datang Tanya : Aku dengan engkau mengutuk ini dan itu ? jawab Ibnu Mas’ud :
Mengapa aku tidak mengutuk orang yang dikutuk oleh Rasulullah Saw dan juga
dalam kitab Allah. Ummu Ya’kub berkata : Aku telah membaca kitab Allah dari
awal hingga akhir dan tidak menemukan apa yang engkau katakana itu. Ibnu Mas’ud
berkata : jika benar engkau membaca pasti menemukannya, apakah engkau tidak
membaca ayat Wa maa aatakumur rasulu fa khudzuhu wamaa nahaakum anhu
fantahu ( Dan semua yang diajarkan Rasulullah kepadamu maka terimalah
dan semua yang dilarang hentikanlah). Jawab Ummu Ya’qub : Benar Ibnu Mas’ud
berkata : Dan Nabi Saw melarang semua itu. Ummu Ya’qub berkata : Tetapi
isterimu berbuat itu. Ibnu Mas’ud menjawab : Lihatlah kedalam, maka pergi
melihat, ternyata tidak berbuat itu. Ibnu Mas’ud berkata : Andaikata ia berbuat
itu tentu tidak kumpul dengan kami. ( Bukhari, Muslim ).
E. Larangan Memakai Pakaian Lawan
Jenis ( RS 1628 )
َعنْ
اِبْنُ عَبَاسَ رَضِىَّ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : لَعْنَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ المخنثين مِنَ الِّرجَالِ, وَالْمَتْرِ جَلاَتَ مِنَ
النِّسَاءِ. وَفِى رِوَايَةُ لَعْنَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمِ الْمتَثَبِهِيْنَ مِنَ الِّرجاَلِ بَالنِّسَاءِ, وَالْمُتَثَبِهَاتُ مِنَ
النِّسَاءِ بِالِّرجَالِ.(رواه بخارى )
Artinya : Ibnu
Abbas r.a Rasulullah Saw Melaknat orang laki-laki yang berlagak perempuan, dan
orang perempuan yang berlagak meniru laki-laki. Dalam lain riwayat : Rasulullah
Saw melaknat orang laki-laki yang meniru perempuan dan orang perempuan yang
meniru laki-laki.
HaditsPendidikan
Ditulis
oleh : Subkhan dan Latifatul Hayati
Dosen
Pembimbing : Bpk.Drs.HM.Sja’roni,MAg
========================================================
I.Pendahuluan
Ilmu yang paling baik adalah yang bersumber dari al Quran dan al Hadits. Hadits mempunyai fungsi sebagai penjelas dari pada al Quran, oleh karena itu seseorang tidak bisa hanya berpegang kepada al Quran tanpa menoleh kepada hadits.
Seperti halnya Al-Quran, hadits juga penuh dengan nilai-nilai yang dapat dipraktekkan di dalam kehidupan. Salah satu dari sekian banyak nilai itu adalah nilai tarbawiyah (nilai-nilai pendidikan). Nilai-nilai pendidikan inilah yang nantinya dapat menjadi ciri khas pendidikan Islam yang dapat membedakan konsep pendidikan Islam dengan non Islam.
Usaha untuk menggali nilai-nilai pendidkan itu telah banyak dilakukan oleh para ulama. Mereka berupaya menghimpun hadits-hadits yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan dan menyebutnya dengan istilah hadits tarbawy.
Ilmu yang paling baik adalah yang bersumber dari al Quran dan al Hadits. Hadits mempunyai fungsi sebagai penjelas dari pada al Quran, oleh karena itu seseorang tidak bisa hanya berpegang kepada al Quran tanpa menoleh kepada hadits.
Seperti halnya Al-Quran, hadits juga penuh dengan nilai-nilai yang dapat dipraktekkan di dalam kehidupan. Salah satu dari sekian banyak nilai itu adalah nilai tarbawiyah (nilai-nilai pendidikan). Nilai-nilai pendidikan inilah yang nantinya dapat menjadi ciri khas pendidikan Islam yang dapat membedakan konsep pendidikan Islam dengan non Islam.
Usaha untuk menggali nilai-nilai pendidkan itu telah banyak dilakukan oleh para ulama. Mereka berupaya menghimpun hadits-hadits yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan dan menyebutnya dengan istilah hadits tarbawy.
Tulisan
ini merupakan salah satu dari materi hadits tarbawy yang ditugaskan oleh dosen
pembimbing. Di dalamnya penulis hanya mencantumkan 1 (satu) matan, arti, dan
kandungan hadist menurut hemat penulis. Semoga apa yang tertulis di dalamnya
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
PEMBAHASAN
1.Teks
dan terjemah
عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال :
قال رسول لله صل الله عليه وسلم " مروا اولادكم بالصلاة وهم ابناء سبع
سنين , واضربو هم عليه أبناءعشر , وفرقوا بينهم في المضاجع "
Artinya:
Dari Umar bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dia berkata: Rosulullah
bersabda perintahkanlah anak-anakmu untuk menjalankan sholat ketika mereka
berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karen meninggalkan sholat ketika
mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah ranjang-ranjang mereka
2.Kandungan hadits
Hadits
ini menganjurkan kita untuk menanamkan ajaran agama sedini mungkin bahkan pada
tahap selanjutnya kita boleh memberi sangsi pada anak yang sudah berumur 10
tahun yang meninggalkan shalat.
Dalam
mendidik anak kita direkomendasikan untuk memberi pengertian bahwa sholat itu
wajib, memberi pengertian saat mereka sudah berfikir, menanamkan rasa cinta
pada agama, mengajarkan solat malam, pengaruh sholat dalam kehidupan, dan
memberi mereka tempat tidur sendiri ketika sudah berumur tujuh tahun.
Bila
anak telah mencapai usia tamyiz, orangtuanya diperintah untuk mengajarinya dan
mentarbiyahnya di atas kebaikan, dengan mengajarinya Al-Qur`an dan
hadits-hadits yang mudah. Mengajarinya hukum-hukum syariat yang cocok dengan
usia si anak, misalnya bagaimana cara berwudhu dan bagaimana cara shalat. Si
anak juga diajari dzikir-dzikir ketika mau tidur, bangun tidur, ketika hendak
makan, minum, dan sebagainya. Selain itu, anak dilarang melakukan
perkara-perkara yang tidak pantas serta diterangkan kepadanya bahwa perkara tersebut
tidak boleh ia lakukan, seperti berdusta, namimah, dan selainnya. Hingga si
anak terdidik di atas kebaikan dan terdidik untuk meninggalkan kejelekan sejak
kecilnya.
Kenapa
pengajaran ini dilakukan pada usia tamyiz? Karena pada usia ini, si anak bisa
menalar apa yang diperintahkan kepadanya dan apa yang dilarang. Urusan
pengajaran anak ini sangatlah penting. Namun sayangnya sebagian manusia lalai
melakukannya terhadap anak-anak mereka.
Mayoritas
orang tidak mementingkan perkara anak-anak mereka. Tidak mengarahkannya dengan
arahan yang baik, bahkan membiarkan mereka tersia-siakan dari sisi tarbiyah
diniyyah. Sehingga si anak tidak diperintah mengerjakan shalat dan tidak
dibimbing kepada kebaikan, bahkan dibiarkan tumbuh di atas kebodohan dalam
perkara agamanya serta terbiasa melakukan perbuatan yang tidak baik. Anak-anak
dibiarkan bercampur-baur dan bergaul dengan orang-orang yang jelek, berkeliaran
di jalan-jalan, menyia-nyiakan pelajaran mereka (enggan untuk belajar) serta
kemudaratan lainnya, yang mana kebanyakan para pemuda muslimin tumbuh di
atasnya disebabkan sikap masa bodoh orang tua mereka. Padahal para orangtua ini
akan ditanya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala kelak, karena merekalah yang
bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka.
Apa
yang diperintahkan dalam hadits di atas adalah pembebanan kepada para orang tua
yang harus mereka tunaikan. Dengan begitu, orang tua yang tidak menyuruh
anak-anak mereka mengerjakan shalat pada umur yang telah disebutkan berarti ia
telah bermaksiat kepada Allah SWT. Ia telah melakukan keharaman dan
meninggalkan kewajibannya yang ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam terhadapnya.
III.Penutup
Masih banyak lagi hadits-hadits Rasulullah Saw yang membicarakan tentang pendidikan (tarbiyah) baik yang secara eksplisit maupun implisit. Segala sesuatu yang berlandaskan akan hadits pasti mempunyai faidah-faidah yang tersembunyi.
Masih banyak lagi hadits-hadits Rasulullah Saw yang membicarakan tentang pendidikan (tarbiyah) baik yang secara eksplisit maupun implisit. Segala sesuatu yang berlandaskan akan hadits pasti mempunyai faidah-faidah yang tersembunyi.
Seseorang
yang terdidik atas dassar dan tuntunan yang ditunjukkan hadits-hadits Nabi
pasti hidupnya akan tentram dan damai selalu, dalam kehidupan individu maupun
sosialnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar